Sabtu, 30 Mei 2009

Film Keluarga


Saya prihatin melihat tayangan tv lokal oleh karena itu saya berlangganan tv kabel bukan karena saya sok ke barat-baratan atau apapun hanya menurut saya acara tv sekarang benar-benar jelek. Sebagai seorang ibu sudah menjadi kewajiban saya untuk menyaring apa yang anak saya lihat. Jik a saya meninggalkan anak saya dengan pembantu saya selalu berpesan D tidak boleh melihat pukul-pukulan, dan sebagainya.

Sampai suatu ketika komedi situasi yang saya anggap "aman" ternyata tidak cukup aman untuk anak berusia tiga tahun.

Sinetron "Suami-suami Tahut Istri" ditayangkan sore hampir tiap hari setelah dipikir-pikir sangat tidak mendidik karena isinya, bapak-bapak yang kerjanya nongkrong di pos ronda sambil nyari kesempatan buat ngedeketin janda seksi, ibu-ibu yang kerjanya marah-marah sama suaminya karena gregetan dengan tingkah suaminya. Belum lagi satpam yang sebentar-bentar harus disogok dengan duit. Apakah itu potret keseharian hidup masyarakat kita? Saya harap tidak. Kalaupun iya saya berharap hal seperti itu tidak perlu diekspos.

D pernah bertanya,
"My, kenapa mamanya Carla suka cubit-cubit papanya Carla?"
Saya yang waktu itu lagi nggak dong, sempat bingung karena D tidak punya teman bernama Carla.
"Carla yang mana D?" "Itu loh Carla bu Rt.."
Saya mulai dong. Dan saya tidak bisa menjawab.
"Papanya Carla kenapa, My? Kenapa dimarahin sama mamanya terus? Bandel yah?"
Saya kehabisan kata-kata...
Bingung harus jawab apa. Kalau saya jawab iya bandel, kenapa sebagai papa koq bandel terus, dan kenapa dengan hukuman jewer-jeweran, cubit, injak kaki dan sebagainya.

Masih jelas dalam ingatan saya ketika saya masih SD acara yang ada di TVRI adalah "Cosby Show" atau kala itu di Indonesiakan menjadi "Keluarga Huxtable", yang merupakan potret keluarga harmonis dimana yang namanya keluarga pasti ada selalu konflik tapi diselesaikan dengan jalur komunikasi. Sampai saat ini begitu tertanam dalam diri saya sebuah potret kelurga ideal dan saya sedang mengusahakan keluarga saya untuk seperti itu. Atau film-film keluarga yang masih saya ingat seperti Growing Pains, Family Ties.

Sayang sekali tidak ada yang membuat sinetron seperti itu. Malah belum lama ini saya pernah melihat sebuah sinetron saya tidak tahu judulnya apa yang dimainkan oleh Ary Wibowo yang berperan sebagai seorang duda, mempunyai adik yang diperankan Vicky Notonegoro (berambut pirang?). Dari jalan cerita, adegan-adegan benar-benar tidak cocok untuk anak-anak.

Jadi saya kembali mempercayakan anak saya kepada "Playhouse Disney" dan "Disney Chanel"


Rabu, 27 Mei 2009

nggak ada merk

D senang sekali diajak ke bengkel. Karena sering ikut ke bengkel dekat rumah, karyawan bengkel sampai akrab dengan D. Ketika sedang menunggu, saya duduk agak terpisah mendengarkan D yang diajak mengobrol dengan beberapa karyawan.

D di rumah punya adik nggak?
Nggak.. aku punya-nya guguk aja.. ( tidak benar, kami tidak punya anjing)
Guguknya namanya apa?
Guguk aku nggak ada merk-nya...

Loh?....:)

Sabtu, 23 Mei 2009

Gigi Ompong

D lagi punya kesenangan baru. Setiap mau ambil/ bayar ticket parkir atau tol harus D yang melakukan. Ia akan duduk di sisi sebelah kanan dibelakang bangku sopir. Dan dengan setia menunggu. Kami selalu mengajarkan kepada D untuk bilang terima kasih kepada petugas. Tanggapan petugas bermacam-macam, ada yang senang melihat anak kecil melakukannya, ada juga yang terlihat bete.

" My, loh koq om-nya diem aja?"
"Mungkin lagi sakit gigi D."
"O begitu..."

Suatu kali.
"My, koq om-nya diem aja?"
"Ngg... iya ya, kenapa ya?
"Mungkin nggak bisa ngomong, My."
"Kenapa nggak bisa ngomong ya D?"
"Mungkin giginya ompong, nggak pernah sikat gigi."
"O...:)"

Jumat, 22 Mei 2009

toilet umum

Kesenangan saya berjalan-jalan dan mempunyai seorang anak balita membuat saya aktif sebagai pengguna toilet umum. Oleh sebab itu saya sampai hafal posisi toilet (untuk mal-mal besar), toilet mana yang bersih, toilet mana yang kotor dan lain-lain. Selain itu ada juga toilet yang menurut saya lucu.



Lokasi : Rumah Makan "Ma Uneh"
Jl. Dr. Setiabudi no.159 Bandung
telp (022) 2011859





Toilet ini menurut saya lucu karena jarak si mas 'Toto' ini terlalu dekat dengan tembok dan miring, ketika duduk diatasnya lutut kita akan beradu dengan tembok. Apalagi ketika berdiri, badan kita akan merapat menghadap tembok, saya jadi merasa seperti di hukum ketika masih sekolah dulu. Untuk yang berat badannya lebih dari 50kg sangat tidak disarankan, bukannya apa-apa takut nggak bisa keluar aja sih. Jadi posisi yang lumayan nyaman adalah miring seperti orang boncengan di motor.

Rabu, 20 Mei 2009

Bubur Ayam Tangerang


Jln. Kisamaun No.
138
Telp. 021-5521538, 081584563393

Yang unik dari bubur ayam ini adalah ayam kampung yang dicincang dicampur bersama bubur. Pelengkapnya cakwe, daun seledri, chai po (lobak yg dikeringkan, rasanya sedikit manis dan garing), dan daun selada mentah. Ada tambahan lagi sesuai selera kuning telur ayam kampung mentah, hati dan ampla ayam. Beberapa orang ada yang suka sekali dengan tambahan telur mentah yang begitu diaduk dengan bubur yang luar biasa panas akan menjadi matang, rasa bubur menjadi lebih gurih berkat kuning telur. Tapi ada yang tidak menyukainya karena dirasa amis.
Tersedia porsi besar dan porsi kecil buat yang makannya sedikit.

Senin, 18 Mei 2009

Pelabuhan Ratu

M cuti, kami bingung mau liburan kemana? Pilihannya Bandung atau Anyer. Kemudian saya teringat Pelabuhan Ratu. Saya usul ke M. Akhirnya kami memutuskan kesana, pertimbangannya karena satu, M belum pernah kesana, saya sudah pernah tapi sekitar 15 tahun yg lalu. Kedua, jarak lebih jauh daripada Bandung dan Anyer yang bisa kapan saja kami datangi.

Proses pencarian hotel, saya googling dengan kata kunci pelabuhan ratu hotel, muncul result, yang tertangkap oleh mata saya Inna Samudra Beach, Ocean Queen Adventure Resort, Padi Padi Beach Resort. Saya klik semua. Inna Samudra terlalu tua dan dengan adanya cerita-cerita berbau mistis, tidak lah yaw. Saya catat dua nomor telepon, Queen dan Padi Padi.

Keesokan harinya saya telepon kedua nomor tersebut. Ocean Queen, agak susah buat ditanya-tanya soalnya yang menjawab telepon bule, cukup ramah tapi nada bicaranya seperti orang dikejar-kejar setoran. Mungkin karena prinsip mereka yg "time is money", tidak seperti kita orang indonesia alon alon kelakon.

Padi Padi, cukup informatif karena nomor telepon perwakilan Jakarta adalah Viany Tour & Travel.

Setelah, berbagai macam pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk menginap di Padi Padi, selama 3 hari 2 malam.

Desa Bumbu - Resort restaurant
Desa Cinagara, Kec. Caringin, Bogor
Telp. 0251-8224877, 0251-7110255

Seperti yang sudah kami rencanakan, tanggal 14 Mei berangkat dari rumah sekitar jam 8.30 supaya kami bisa makan siang sekitar jam sebelasan di Desa Bumbu daerah Caringin.

Jam setengah sebelas kami sudah sampai di desa bumbu. Sambil menunggu pesanan datang, kami sempat berjalan-jalan seputar restaurant.





D kesenangan melihat sungai.








Saung di tengah sawah dijadikan tempat lesehan untuk menyantap hidangan, keunikan dari Desa Bumbu.







Ketika kembali, ternyata pesanan kami sudah datang. Gurame goreng, yang rasanya hmm... enak, pepes jamur, sayur asem.







Nggak ketinggalan pisang goreng. Pisang goreng ini benar benar enak karena pisangnya sendiri sudah enak dan manis, ketika digoreng dengan tepung mengeluarkan karamel.





Jam 12.05 kami berangkat menuju Pelabuhan Ratu. Perjalanan lancar, hanya di depan pasar Cicurug dan pasar Cibadak agak macet.

Ternyata dari pasar Cibadak perjalanan kami masih jauh lagi. Jalan mulai menyempit dan sepi, banyak pepohonan rindang. Untuk kondisi aspalnya sendiri cukup bagus.

Sepertinya tidak sampai-sampai. D yang sejak berangkat dari Desa Bumbu tidur, akhirnya bangun juga. Tapi kami masih belum sampai juga.

Padi Padi Beach Resort
Jalan Raya Citepus Km 13
Telp. 0266-432124
Sekitar jam 2, akhirnya kami masuk kota Pelabuhan Ratu. Selama perjalanan M beberapa kali menanyakan, kenapa tidak ada tanda-tanda pantai. Akhirnya terlihat juga pantai selatan. Kami mulai mencari Padi Padi resort.

Tidak beberapa lama akhirnya terlihat plang Padi Padi.
Piuuuhhh... akhirnya kami sampai.






O o... tidak sesuai harapan kami. Kami melihat bangunan aneh berbentuk kubus di tumpuk-tumpuk berwarna coklat tanah. Dan euww.. berlumut.



Saya sempat menangkap wajah M yang terkejut.

Setelah mermarkir mobil, kami turun dan kami diantar ke front office. Kami bertemu dengan mbak Esti yang ramah. Kemudian kami diantar oleh seorang bapak ke kamar kami.




Ini foto kamar kami. Yang tidak kami sangka, berbeda dengan bagian luar yang seperti tidak terawat, dalam kamar cukup terawat. Kasur dan bantal dalam kondisi baik dan tidak bau apek.

















Yang unik dari Padi Padi adalah di kamar suite, bath tub berada disamping tempat tidur tanpa penyekat. Cocok untuk yang sedang berhoney moon. D yang lagi-lagi terinspirasi oleh Mr.Bean langsung bersemangat untuk mandi.

Pemandangan dari balkon kamar.







Kelebihan dari Padi Padi adalah mempunyai pantai sendiri yang terletak di seberang jalan. Sebenarnya Padi Padi mempunyai restaurant dengan view pantai, tampak sisa-sisa bangunannya, ketika kami tanya. Roboh ketiup angin selatan. Ooo. Katanya lagi angin selatan tuh datangnya di bulan Desember.

Inna Samudra Beach
Jl. Raya Cisolok Km.7
Telp. 0266-431200, 0266-7078730
Sebelum makan malam kami sempat mengunjungi Inna Samudra Beach Hotel. Sempat bingung, karena setahu kami nama hotel tersebut Samudra Beach saja, ternyata menurut pegawai hotel Samudra Beach dibeli Natour sehingga namanya ada tambahan Inna. Menurut saya hotel ini mempunyai the best view. Katanya hotel ini berdiri sejak tahun 1965. Karyawan hotel yang ramah sempat menawarkan kami untuk melihat-lihat kamar 308 yang terkenal itu. Tapi karena hari itu hari Kamis (malam Jum'at) ada yang sedang bersemadi, kami harus menunggu. O no no... saya langsung menolak. Untuk bersemadi 1 jam dikenakan biaya Rp. 200.000,-. Untuk melihat-lihat Rp. 15.000,-.

Sambil ditemani salah seorang pegawai kami melihat ke arah pantai. Pada waktu itu, ombak bergemuruh dan tinggi. Sempat merinding, karena banyak lampu-lampu yang tidak dinyalakan untuk menghemat.

Kemudian kami kembali ke arah kota. Kami makan di Queen restaurant yang direkomendasikan mbak Esti. Jenis masakan chinese & seafood. Yang di rekomendasikan ikan kerapu tim. Tapi kami tidak memesan ikan tersebut yang kami pesan chapcay, sapi hot plate, cumi goreng tepung. Enak.
Yang hebatnya, pelayan hanya satu yang bekerja dengan gesit dari menerima pesanan, membuat minuman (saya sempat mengintip ke dapur), mengantar makanan, sampai menghitung bon.

Pantai pelabuhan ratu
Entah kenapa, sepertinya Pelabuhan Ratu bukan tempat tujuan wisata favorit untuk orang Indonesia. Padahal menurut saya pemandangan indah, dan kondisi alam yang unik karena dekat dengan gunung.
D dan M melihat ombak sore hari ketika kami baru sampai.







Beberapa kali mengobrol dengan penduduk sekitar, kami menangkap mereka kurang tahu kapan waktunya pasang naik dan surut.





Pantai pada pagi hari.















Terlihat kotor. Saya melihat tiga diapers yang berceceran di pinggir pantai. Merusak keindahan.







Tidak seperti di pantai Ancol, pantai ini masih banyak binatang laut. Kepiting yang membuat D lari tunggang langgang.






Jam 10.00 kami sempat berjalan-jalan menuju Cisolok tempat permandian air panas, tapi karena perjalanan yang cukup jauh, kami sudah berbalik.

Desa Resort
Jl. Raya Cisolok Km.8 No 23 Cimaja
Telp.0266-433300
Kami sempat mampir di Desa Resort. Lagi-lagi pegawai hotel yang ramah mengantarkan kami berkeliling. Kami sempat melihat pantai yang jauhnya 100 meter dari resort. Pantai tersebut digunakan untuk surfing. Berbeda dengan pantai di seberang Padi Padi, bukan pasir tapi batu-batu. Siang itu pantai tenang, katanya biasanya bisa mencapai 7 meter. Wow. Sayang saya tidak sempat berfoto.

Di sekitar Desa Resort kami banyak bertemu dengan turis mancanegara yang bertujuan untuk bersurfing.

Malamnya kami kembali lagi untuk makan malam di restaurant Desa Resort. Kami memesan pizza, spaghetti bolognese, sandwich. Rasanya tidak terlalu spesial.

Lagi-lagi pisang goreng pesanan saya. Rasanya tidak terlalu spesial masih lebih enak pisang goreng Desa Bumbu. Selain itu, menurut saya harganya juga mahal Rp. 15.000,- per porsi.








Mirah Sari Restaurant
Kami memutuskan untuk makan siang ke restauran sea food yang direkomendasikan.

Kepiting asam manis. Pada saat memesan, pelayan restauran menjelaskan bahwa kepiting yang tersedia harganya Rp.100.000,- untuk dua ekor kepiting per porsi. Saya merasa terlalu banyak untuk kami bertiga. Kami diperbolehkan untuk memesan setengah porsi. Yummy... bumbu yang berani dengan paprika, nanas, dan tomat.




Udang rebus yang dimasak dengan bawang bombay, tomat, daun seledri dan daun bawang ditambah perasan jeruk nipis. Ini udang rebus terenak yang pernah saya cicipi.






Cumi bakar yang berbentuk seperti sate ini juga enak. Karena bumbu kecapnya pas sekali.






Tumis kangkung, cukup enak. Tapi biasa, tidak terlalu spesial.







Sayangnya pemilik dan pegawai resto sepertinya tidak menjaga kebersihan, karena kami sempat melihat mereka membuang sampah batok kelapa di pasir pinggir pantai.

Cikidang
Sabtu pagi jam 8.00 kami selesai beres-beres dan mandi. kami kebawah sarapan nasi goreng sudah menanti. selesai sarapan kami berangkat menuju jakarta jam sekitar jam 8.30.
Kami memutuskan untuk lewat jalur alternatif, melalui cikidang tidak melewati pasar cibadak.
ternyata jalan yang sepi dan menanjak, kadang-kadang kami berada di pinggir jurang, pemandangan yang ada hijau semua. indah.

Perkebunan kelapa sawit yang berada di pinggir jalan.






Jalan ini sepi daripada waktu berangkat. Kemudian kami sempat melihat beberapa mobil mewah ber-plat nomor B sedang parkir, ternyata tempat untuk berarung jeram.

Perjalanan pulang sepertinya tidak sampai-sampai lagi. Akhirnya kami sampai juga di parung kuda. Kami kembali di jalan umum dan bertemu dengan peradaban.
Tapi kena macet, kembali ke peradaban kembali bermacet-macet ria. Kami sampai di bogor untuk istirahat dan makan siang jam 12.30.

Karena perjalanan yang tidak bisa diprediksi saya berbekal botol mineral kosong untuk D jika ia ingin pipis. Hasilnya, dua botol mineral ukuran 300ml dan 600ml terisi nyaris penuh. Makanan dan susu kemasan untuk ganjel perut juga tidak boleh dilupakan.


Jumat, 08 Mei 2009

Burung Mommy mana?

Ketika sedang jalan-jalan di sebuah Mal, D kebelet pipis. Biasanya D ke toilet bersama M, tapi karena M sedang bertelepon akhirnya sayalah yang mengajak D untuk pipis. Setelah D pipis, saya juga merasa ingin pipis, saya menyuruh D untuk jalan keluar sendiri menuju M yang menunggu di luar toilet wanita, tapi D tidak mau. Saya suruh tunggu diluar toilet ,D juga tidak mau. Akhirnya saya suruh D untuk menghadap pintu dan saya pipis, tapi dasar anak kecil ditengah-tengah pipis D berbalik.

Burung Mommy mana?
Mommy ga punya burung D...
Loh koq ga punya burung tih?
Khan mommy perempuan...

Burung Mommy di dalam perut yah?
Nggg...
My, burungnya keluarin aja my..

My, koq mommy pipisnya pake pantat?????

Mr. Bean

Mr. Bean adalah idola D selain Takumi (Initial D). Setiap hari menonton Mr.Bean, dan ia meniru-niru gayanya. Episode favoritnya ketika Mr. Bean bangun kesiangan dan ia menyetir dengan kakinya.

My, Mr.Bean rumahnya dimana?
Di Inggris, sayang.
Inggris dimana tih? (ngomong huruf R bisa, tapi huruf S belum)
Di Eropa...
Eropa dimana?
Ngggg......

My, Mr.Bean Inggrisnya di pinus berapa?
( alamat rumah kami jln pinus...)

Rabu, 06 Mei 2009

Pisang Goreng Wijen

Saya sangat jarang memasak. Lebih jarang lagi memasak pada hari Minggu. Minggu ini setelah selesai beres-beres rumah, saya mulai merasa sedikit pusing kepala. Kalau kepala saya pusing biasanya karena banyak hal, diantaranya adalah lagi nggak punya duit, kepanasan, masuk angin, lapar. Hari itu sepertinya karena lapar. Saya ajak M yang sedang asyik mengelus-elus ' istri kedua'(mobil tercinta) nya untuk makan siang lebih cepat, karena waktu itu baru jam setengah sebelas.

Setelah M mandi, kami berangkat tanpa tujuan. Tadinya kami mau makan dekat-dekat saja, tapi tiba-tiba saya ingat pisang goreng wijen yang sering dibelikan M.

Saya usul untuk makan di restoran yang menjual pisang goreng tersebut. Akhirnya kami pun menuju restoran Dewi Air.

Dewi Air Resto dan Karaoke Keluarga di jalan Raya Gerbang Tol Karawang Barat, keluar pintu tol di sebelah kanan setelah showroom Honda kurang lebih lima ratus meter. Bentuk bangunan minimalis tidak terlalu besar.

Saya sendiri baru pertama kali kesitu, harga makanannya bisa dibilang cukup mahal, tapi tergantung yang dipesan. Ada yang dihargai per porsi dan ada juga yang dihargai per ons. Untuk kepiting per ons-nya empat belas ribu rupiah. Ikan gurame tujuh ribu rupiah per ons.

Makanan yang kami pesan selain pisang goreng wijen, cumi goreng renyah, pocay dua rasa, dan udang saos prancis.

Pisang goreng wijen kesukaan saya.










Pisang kepok yang dipotong sepanjang satu ruas jari diberi tepung lalu digoreng. Kemudian dilumuri madu dan ditaburi wijen. Mmmm... Enak sekali.
Pisang goreng wijen lagiiii...












Udang saos prancis.











Rasanya lumayan unik, udang besar goreng yang dilapisi tepung, kemudian diberi saos yang rasanya manis dan asin. Spicy.

Pocay dua rasa.










Ini kesukaan saya, karena diberi dua jenis telur, telur phitan dan telur asin. Rasa telur asin yang gurih bercampur dengan rasa telur phitan yang unik.

Cumi goreng renyah yang tidak terlalu renyah.










Rasa cumi goreng yang dilapisi tepung ini sangat biasa sekali, dan lagi porsinya sangat sedikit.


Selasa, 05 Mei 2009

Mie Ayam BBT














Dalam perjalanan pulang dari Pasar Senen, karena belum sarapan saya mengajak M untuk mampir makan Mie Ayam BBT.

M yang belum pernah merasakan mie tersebut menganggap bahwa rasanya biasa-biasa saja. Saya sendiri juga agak kecewa karena terasa agak sedikit hambar. Harga mie, bihun, kwetiau ayam tanpa bakso atau pangsit tiga belas ribu rupiah, sedangkan dengan bakso atau pangsit rebus lima belas ribu rupiah.
Untuk pangsit goreng yang ukurannya tidak proporsional (antara isi dengan kulit) dua ribu lima ratus rupiah.

Sayangnya karena masih pagi saya agak malas mencicipi es duren seharga sebelas ribu yang menurut S sahabat saya 'eunakk banget' itu.

Pasar Senen

Sabtu pagi, pukul enam lewat lima, saya, M dan D yang bete karena masih mengantuk berangkat dari rumah kami di Cikarang menuju Pasar Senen. Tujuan sebenarnya adalah ingin melihat-lihat pasar subuh yang terkenal dengan kue basah itu.

Sampai disana sekitar pukul tujuh, pedagang kue basah sudah mulai membereskan sisa-sisa dagangannya, tapi saya sempat membeli beberapa kue.

Ini beberapa photo hasil belanjaan saya.

Kue-kue diatas satu dus isi 25 buah saya beli seharga Rp.15.000,-. Sebelumnya ditawarkan seharga duapuluh ribu. Kalau soal rasa jauh dari enak. Maklum aja kue murah.













Bolu kukus dan bolu panggang. Harga bolu kukus Rp.2.500,-. Bolu panggang Rp.2.000,-. Menurut M bolu kukusnya enak, tapi bolu panggangnya biasa aja.













Aneka kue basah seharga Rp.500,-. Rasanya tidak enak. Mengingat harga tepung, santan,gula dan sebagainya. Bahan apa yang dipakai hingga bisa menghasilkan kue seharga lima ratus perak???













Kue talam ubi, ukurannya mini. Rasanya benar-benar enak. Saya beli dengan harga seribu dua ratus lima puluh rupiah, setelah sebelumnya ditawarkan seribu lima ratus rupiah. Sayangnya penjual kue ini berada di dalam pasar yang sumpek. Diantara para penjual babi panggang.

Kemudian kami masuk ke dalam pasar hendak mencari penjual babi panggang. Setelah bertanya ke seseorang, akhirnya kami menemukan lapak penjual babi panggang. Lapak itu terletak dekat taman yang berada di tengah-tengah pasar. Ada empat lapak berjejer, tiga lapak menjual babi panggang, satu lapak menjual kue basah. Disitulah saya menemukan kue talam ubi yang enak itu.













Babi panggang merah dan garing. Untuk rasa babi panggang merahnya biasa saja, tapi untuk garingnya enak dan renyah. Harga per kilonya Rp.120.000,-.














Ayam kampung panggang Rp.40.000,-/ekor. Enak sayangnya ada beberapa bagian yang belum matang, jadi sesampai di rumah saya panggang lagi sebelum disantap.













Bebek panggang Rp. 120.000,-/ekor. Bisa beli setengah ekor, untuk rasa jangan berharap seperti bebek panggang di The Duck King resto, tapi lumayanlah.

Kesimpulan saya, kalau ke Pasar Senen jangan pernah bawa anak-anak karena akan mengurangi kenikmatan berbelanja, berangkat lebih pagi, beli kue basah yang harganya diatas seribu rupiah.

Rabu, 29 April 2009

Bagaimanakah anak anda?


Gambar diatas mengingatkan saya akan sebuah tulisan yang sangat menarik perhatian saya. Isi tulisan tersebut :

Dari lingkungan hidupnya anak belajar.
Jika anak terbiasa dipuji, ia akan banyak menghargai.
Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa cemas.
Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian.
Jika anak dikitari rasa iri, ia akan merasa bersalah.
Jika anak mendapat pengakuan dari kiri kanan, ia akan terbiasa menetapkan langkanya.
Jika anak terbiasa dimusuhi, ia akan banyak menantang.
Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan.
Jika anak diterima oleh lingkungan, ia akan terbiasa menyayangi.
Jika anak tidak banyak dipersalahkan, ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri.
Jika anak banyak mengenyam rasa aman, ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang disekitarnya.
Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya.
Jika anak serba dimengerti, ia akan menjadi penyabar.
Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu.

Jika anak diperlakukan dengan jujur, ia akan terbiasa melihat kebenaran.
Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan.
Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan percaya diri.
Bagaimanakah anak anda?
(Dorothy Law Nolte- Children Learn What They Live With)

Apa saja yang telah saya lakukan terhadap D sebagai orang tua? Lingkungan seperti apakah yang telah saya berikan?

Apakah ia dimengerti, apakah ia dipelakukan dengan jujur, apakah ia banyak mendapatkan dorongan, apakah saya tidak mencelanya, apakah saya tidak mengolok-oloknya, apakah saya sering memujinya?

Apa yang terjadi sampai anak-anak memanggul senjata? Tidak terlihat sedikit pun wajah polos anak-anak, yang ada hanya wajah keras. Menyerang. Bertahan.

Membesarkan dan mendidik anak bukanlah perkara mudah. Semua tingkah laku dan tutur kata kita akan berefek kepadanya.

Saya hanya bisa berharap bahwa perilaku saya selama ini bisa menjadi contoh yang baik sehingga D menjadi anak yang baik.

Jumat, 24 April 2009

Did I marry the right person?



Beberapa waktu yang lalu ketika ke Mal Kelapa Gading, di jalan saya melihat baliho discount Gramedia 30% untuk semua produk kecuali elektronik. Yayy, asyik discount 30% lumayan kata saya. Tetapi pada saat itu kami sekeluarga hendak makan malam, saya tidak berharap kami akan sempat untuk mampir.

Setelah makan, D ingin main ke Timezone. Semakin pudarlah harapan saya untuk mampir ke Gramedia. Setelah puas main tak terasa sudah hampir pukul 21.00. M suami saya menanyakan, apakah saya masih tetap pingin ke gramedia. Saya mengiyakan dengan antusias.

Sesampai di Gramedia, saya melihat masih banyak orang berjubel memanfaatkan moment discount. Akhirnya saya menemukan "New Moon" lanjutan "Twilight".,saya ambil seraya bergegas ke kasir, M bertanya, kenapa beli cuma satu. Saya bingung tidak bisa menjawab, selama ini ia selalu sebal akan hobby saya membaca dan mengoleksi buku. Biasanya ia akan memasang tampang sebal walaupun tidak pernah melarang.


Kami memang mempunyai hobby yang berbeda. Ia menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan otomotif. Sedangkan saya sangat suka membeli buku dan membaca. Karena kesenangan saya membeli buku menyebabkan rumah kami yang mungil menjadi bertambah sesak sangat mengganggu buat M.

Anehnya M mendesak saya untuk membeli semua buku yang saya inginkan. Kebetulan ada tiga buah. Sejenak saya ragu karena harus menguras dompet lumayan banyak. Tapi ia terus meyakinkan saya supaya saya memanfaatkan moment discount itu. Akhirnya karena memang saya mudah goyah dalam hal buku, saya ambil tiga buah buku dengan penuh gairah.

Ketika berjalan menuju parkiran mobil, saya bertanya kepada M, kenapa tidak seperti biasanya ia bersikap seperti itu. Setelah terdiam sejenak ia menjawab ,bahwa ia cuma mencoba lebih memahami saya sebagai pasangan. Katanya lagi seperti e-mail yang saya forward padanya, di situ di tulis dalam pernikahan yang penting bukan menikahi orang yang tepat melainkan bagaimana memahami pasangan kita.

Mata saya terasa panas, saya merasa senang dan terharu sekali. Terus terang saya lupa pernah mengirim e-mail seperti itu. Dan saya juga tidak ingat sama sekali isi e-mail itu.

Yang saya rasakan adalah ketika seseorang berusaha untuk memahami diri kita, kita akan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Tetapi ketika seseorang memberikan kritik terhadap kita, kita belum tentu berusaha menjadi lebih baik, malah mungkin dalam hati kita akan menyangkalnya.

Keesokan hari saya menyempatkan diri untuk membaca e-mail tersebut, judulnya sharing yang saya peroleh dari sebuah milis. Ternyata isi e-mail itu lebih tepatnya adalah kunci sukses sebuah pernikahan adalah bukanlah menemukan orang yang tepat, melainkan bagaimana belajar mencintai orang yang kita temukan.

Pada saat itu saya benar-benar merasa bahwa saya telah menikahi orang yang tepat.




Rabu, 22 April 2009

Buku


Karena paling rajin datang, kesenangan akan makan coklat dan mengemut permen membawa saya menjadi pasien favorit dokter gigi. Saking rajinnnya, si tante dokter gigi sampai memberikan saya sebuah buku berjudul "Tono dan Tini". Buku itu bagus, berwarna putih dengan hard cover. Dihiasi ilustrsi sederhana, seperti coretan spidol hitam.

Awalnya karena belum bisa membaca(padahal sudah kelas 1SD), saya selalu minta mama untuk membacakan buku itu. Lama kelamaan karena sering diejek kedua abang saya, saya mencoba untuk membaca sendiri. Berkat buku itulah saya lancar membaca.

Untungnya ada google, ketika saya mengetikkan kata "tono dan tini", muncul berbagai macam result, salah satunya adalah toko buku online yang menjual buku bekas "Tono dan Tini".

Sayangnya, tidak seperti Toto Chan buku favorit saya yang lain semasa kecil, buku ini tidak dicetak ulang. Dan yang lebih saya sesalkan lagi toko buku online yang memajangnya sedang tidak mempunyai stok. Yah apa boleh buat, keinginan saya untuk mengenang masa kecil dan membaginya dengan anak saya D tidak tercapai.