Senin, 18 Mei 2009

Pelabuhan Ratu

M cuti, kami bingung mau liburan kemana? Pilihannya Bandung atau Anyer. Kemudian saya teringat Pelabuhan Ratu. Saya usul ke M. Akhirnya kami memutuskan kesana, pertimbangannya karena satu, M belum pernah kesana, saya sudah pernah tapi sekitar 15 tahun yg lalu. Kedua, jarak lebih jauh daripada Bandung dan Anyer yang bisa kapan saja kami datangi.

Proses pencarian hotel, saya googling dengan kata kunci pelabuhan ratu hotel, muncul result, yang tertangkap oleh mata saya Inna Samudra Beach, Ocean Queen Adventure Resort, Padi Padi Beach Resort. Saya klik semua. Inna Samudra terlalu tua dan dengan adanya cerita-cerita berbau mistis, tidak lah yaw. Saya catat dua nomor telepon, Queen dan Padi Padi.

Keesokan harinya saya telepon kedua nomor tersebut. Ocean Queen, agak susah buat ditanya-tanya soalnya yang menjawab telepon bule, cukup ramah tapi nada bicaranya seperti orang dikejar-kejar setoran. Mungkin karena prinsip mereka yg "time is money", tidak seperti kita orang indonesia alon alon kelakon.

Padi Padi, cukup informatif karena nomor telepon perwakilan Jakarta adalah Viany Tour & Travel.

Setelah, berbagai macam pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk menginap di Padi Padi, selama 3 hari 2 malam.

Desa Bumbu - Resort restaurant
Desa Cinagara, Kec. Caringin, Bogor
Telp. 0251-8224877, 0251-7110255

Seperti yang sudah kami rencanakan, tanggal 14 Mei berangkat dari rumah sekitar jam 8.30 supaya kami bisa makan siang sekitar jam sebelasan di Desa Bumbu daerah Caringin.

Jam setengah sebelas kami sudah sampai di desa bumbu. Sambil menunggu pesanan datang, kami sempat berjalan-jalan seputar restaurant.





D kesenangan melihat sungai.








Saung di tengah sawah dijadikan tempat lesehan untuk menyantap hidangan, keunikan dari Desa Bumbu.







Ketika kembali, ternyata pesanan kami sudah datang. Gurame goreng, yang rasanya hmm... enak, pepes jamur, sayur asem.







Nggak ketinggalan pisang goreng. Pisang goreng ini benar benar enak karena pisangnya sendiri sudah enak dan manis, ketika digoreng dengan tepung mengeluarkan karamel.





Jam 12.05 kami berangkat menuju Pelabuhan Ratu. Perjalanan lancar, hanya di depan pasar Cicurug dan pasar Cibadak agak macet.

Ternyata dari pasar Cibadak perjalanan kami masih jauh lagi. Jalan mulai menyempit dan sepi, banyak pepohonan rindang. Untuk kondisi aspalnya sendiri cukup bagus.

Sepertinya tidak sampai-sampai. D yang sejak berangkat dari Desa Bumbu tidur, akhirnya bangun juga. Tapi kami masih belum sampai juga.

Padi Padi Beach Resort
Jalan Raya Citepus Km 13
Telp. 0266-432124
Sekitar jam 2, akhirnya kami masuk kota Pelabuhan Ratu. Selama perjalanan M beberapa kali menanyakan, kenapa tidak ada tanda-tanda pantai. Akhirnya terlihat juga pantai selatan. Kami mulai mencari Padi Padi resort.

Tidak beberapa lama akhirnya terlihat plang Padi Padi.
Piuuuhhh... akhirnya kami sampai.






O o... tidak sesuai harapan kami. Kami melihat bangunan aneh berbentuk kubus di tumpuk-tumpuk berwarna coklat tanah. Dan euww.. berlumut.



Saya sempat menangkap wajah M yang terkejut.

Setelah mermarkir mobil, kami turun dan kami diantar ke front office. Kami bertemu dengan mbak Esti yang ramah. Kemudian kami diantar oleh seorang bapak ke kamar kami.




Ini foto kamar kami. Yang tidak kami sangka, berbeda dengan bagian luar yang seperti tidak terawat, dalam kamar cukup terawat. Kasur dan bantal dalam kondisi baik dan tidak bau apek.

















Yang unik dari Padi Padi adalah di kamar suite, bath tub berada disamping tempat tidur tanpa penyekat. Cocok untuk yang sedang berhoney moon. D yang lagi-lagi terinspirasi oleh Mr.Bean langsung bersemangat untuk mandi.

Pemandangan dari balkon kamar.







Kelebihan dari Padi Padi adalah mempunyai pantai sendiri yang terletak di seberang jalan. Sebenarnya Padi Padi mempunyai restaurant dengan view pantai, tampak sisa-sisa bangunannya, ketika kami tanya. Roboh ketiup angin selatan. Ooo. Katanya lagi angin selatan tuh datangnya di bulan Desember.

Inna Samudra Beach
Jl. Raya Cisolok Km.7
Telp. 0266-431200, 0266-7078730
Sebelum makan malam kami sempat mengunjungi Inna Samudra Beach Hotel. Sempat bingung, karena setahu kami nama hotel tersebut Samudra Beach saja, ternyata menurut pegawai hotel Samudra Beach dibeli Natour sehingga namanya ada tambahan Inna. Menurut saya hotel ini mempunyai the best view. Katanya hotel ini berdiri sejak tahun 1965. Karyawan hotel yang ramah sempat menawarkan kami untuk melihat-lihat kamar 308 yang terkenal itu. Tapi karena hari itu hari Kamis (malam Jum'at) ada yang sedang bersemadi, kami harus menunggu. O no no... saya langsung menolak. Untuk bersemadi 1 jam dikenakan biaya Rp. 200.000,-. Untuk melihat-lihat Rp. 15.000,-.

Sambil ditemani salah seorang pegawai kami melihat ke arah pantai. Pada waktu itu, ombak bergemuruh dan tinggi. Sempat merinding, karena banyak lampu-lampu yang tidak dinyalakan untuk menghemat.

Kemudian kami kembali ke arah kota. Kami makan di Queen restaurant yang direkomendasikan mbak Esti. Jenis masakan chinese & seafood. Yang di rekomendasikan ikan kerapu tim. Tapi kami tidak memesan ikan tersebut yang kami pesan chapcay, sapi hot plate, cumi goreng tepung. Enak.
Yang hebatnya, pelayan hanya satu yang bekerja dengan gesit dari menerima pesanan, membuat minuman (saya sempat mengintip ke dapur), mengantar makanan, sampai menghitung bon.

Pantai pelabuhan ratu
Entah kenapa, sepertinya Pelabuhan Ratu bukan tempat tujuan wisata favorit untuk orang Indonesia. Padahal menurut saya pemandangan indah, dan kondisi alam yang unik karena dekat dengan gunung.
D dan M melihat ombak sore hari ketika kami baru sampai.







Beberapa kali mengobrol dengan penduduk sekitar, kami menangkap mereka kurang tahu kapan waktunya pasang naik dan surut.





Pantai pada pagi hari.















Terlihat kotor. Saya melihat tiga diapers yang berceceran di pinggir pantai. Merusak keindahan.







Tidak seperti di pantai Ancol, pantai ini masih banyak binatang laut. Kepiting yang membuat D lari tunggang langgang.






Jam 10.00 kami sempat berjalan-jalan menuju Cisolok tempat permandian air panas, tapi karena perjalanan yang cukup jauh, kami sudah berbalik.

Desa Resort
Jl. Raya Cisolok Km.8 No 23 Cimaja
Telp.0266-433300
Kami sempat mampir di Desa Resort. Lagi-lagi pegawai hotel yang ramah mengantarkan kami berkeliling. Kami sempat melihat pantai yang jauhnya 100 meter dari resort. Pantai tersebut digunakan untuk surfing. Berbeda dengan pantai di seberang Padi Padi, bukan pasir tapi batu-batu. Siang itu pantai tenang, katanya biasanya bisa mencapai 7 meter. Wow. Sayang saya tidak sempat berfoto.

Di sekitar Desa Resort kami banyak bertemu dengan turis mancanegara yang bertujuan untuk bersurfing.

Malamnya kami kembali lagi untuk makan malam di restaurant Desa Resort. Kami memesan pizza, spaghetti bolognese, sandwich. Rasanya tidak terlalu spesial.

Lagi-lagi pisang goreng pesanan saya. Rasanya tidak terlalu spesial masih lebih enak pisang goreng Desa Bumbu. Selain itu, menurut saya harganya juga mahal Rp. 15.000,- per porsi.








Mirah Sari Restaurant
Kami memutuskan untuk makan siang ke restauran sea food yang direkomendasikan.

Kepiting asam manis. Pada saat memesan, pelayan restauran menjelaskan bahwa kepiting yang tersedia harganya Rp.100.000,- untuk dua ekor kepiting per porsi. Saya merasa terlalu banyak untuk kami bertiga. Kami diperbolehkan untuk memesan setengah porsi. Yummy... bumbu yang berani dengan paprika, nanas, dan tomat.




Udang rebus yang dimasak dengan bawang bombay, tomat, daun seledri dan daun bawang ditambah perasan jeruk nipis. Ini udang rebus terenak yang pernah saya cicipi.






Cumi bakar yang berbentuk seperti sate ini juga enak. Karena bumbu kecapnya pas sekali.






Tumis kangkung, cukup enak. Tapi biasa, tidak terlalu spesial.







Sayangnya pemilik dan pegawai resto sepertinya tidak menjaga kebersihan, karena kami sempat melihat mereka membuang sampah batok kelapa di pasir pinggir pantai.

Cikidang
Sabtu pagi jam 8.00 kami selesai beres-beres dan mandi. kami kebawah sarapan nasi goreng sudah menanti. selesai sarapan kami berangkat menuju jakarta jam sekitar jam 8.30.
Kami memutuskan untuk lewat jalur alternatif, melalui cikidang tidak melewati pasar cibadak.
ternyata jalan yang sepi dan menanjak, kadang-kadang kami berada di pinggir jurang, pemandangan yang ada hijau semua. indah.

Perkebunan kelapa sawit yang berada di pinggir jalan.






Jalan ini sepi daripada waktu berangkat. Kemudian kami sempat melihat beberapa mobil mewah ber-plat nomor B sedang parkir, ternyata tempat untuk berarung jeram.

Perjalanan pulang sepertinya tidak sampai-sampai lagi. Akhirnya kami sampai juga di parung kuda. Kami kembali di jalan umum dan bertemu dengan peradaban.
Tapi kena macet, kembali ke peradaban kembali bermacet-macet ria. Kami sampai di bogor untuk istirahat dan makan siang jam 12.30.

Karena perjalanan yang tidak bisa diprediksi saya berbekal botol mineral kosong untuk D jika ia ingin pipis. Hasilnya, dua botol mineral ukuran 300ml dan 600ml terisi nyaris penuh. Makanan dan susu kemasan untuk ganjel perut juga tidak boleh dilupakan.


1 komentar:

Anonim mengatakan...

ayah ma anaknya mirip banget