Saya prihatin melihat tayangan tv lokal oleh karena itu saya berlangganan tv kabel bukan karena saya sok ke barat-baratan atau apapun hanya menurut saya acara tv sekarang benar-benar jelek. Sebagai seorang ibu sudah menjadi kewajiban saya untuk menyaring apa yang anak saya lihat. Jik a saya meninggalkan anak saya dengan pembantu saya selalu berpesan D tidak boleh melihat pukul-pukulan, dan sebagainya.
Sampai suatu ketika komedi situasi yang saya anggap "aman" ternyata tidak cukup aman untuk anak berusia tiga tahun.
Sinetron "Suami-suami Tahut Istri" ditayangkan sore hampir tiap hari setelah dipikir-pikir sangat tidak mendidik karena isinya, bapak-bapak yang kerjanya nongkrong di pos ronda sambil nyari kesempatan buat ngedeketin janda seksi, ibu-ibu yang kerjanya marah-marah sama suaminya karena gregetan dengan tingkah suaminya. Belum lagi satpam yang sebentar-bentar harus disogok dengan duit. Apakah itu potret keseharian hidup masyarakat kita? Saya harap tidak. Kalaupun iya saya berharap hal seperti itu tidak perlu diekspos.
D pernah bertanya,
"My, kenapa mamanya Carla suka cubit-cubit papanya Carla?"
Saya yang waktu itu lagi nggak dong, sempat bingung karena D tidak punya teman bernama Carla.
"Carla yang mana D?" "Itu loh Carla bu Rt.."
Saya mulai dong. Dan saya tidak bisa menjawab.
"Papanya Carla kenapa, My? Kenapa dimarahin sama mamanya terus? Bandel yah?"
Saya kehabisan kata-kata...
Bingung harus jawab apa. Kalau saya jawab iya bandel, kenapa sebagai papa koq bandel terus, dan kenapa dengan hukuman jewer-jeweran, cubit, injak kaki dan sebagainya.
Masih jelas dalam ingatan saya ketika saya masih SD acara yang ada di TVRI adalah "Cosby Show" atau kala itu di Indonesiakan menjadi "Keluarga Huxtable", yang merupakan potret keluarga harmonis dimana yang namanya keluarga pasti ada selalu konflik tapi diselesaikan dengan jalur komunikasi. Sampai saat ini begitu tertanam dalam diri saya sebuah potret kelurga ideal dan saya sedang mengusahakan keluarga saya untuk seperti itu. Atau film-film keluarga yang masih saya ingat seperti Growing Pains, Family Ties.
Sayang sekali tidak ada yang membuat sinetron seperti itu. Malah belum lama ini saya pernah melihat sebuah sinetron saya tidak tahu judulnya apa yang dimainkan oleh Ary Wibowo yang berperan sebagai seorang duda, mempunyai adik yang diperankan Vicky Notonegoro (berambut pirang?). Dari jalan cerita, adegan-adegan benar-benar tidak cocok untuk anak-anak.
Jadi saya kembali mempercayakan anak saya kepada "Playhouse Disney" dan "Disney Chanel"
Sampai suatu ketika komedi situasi yang saya anggap "aman" ternyata tidak cukup aman untuk anak berusia tiga tahun.
Sinetron "Suami-suami Tahut Istri" ditayangkan sore hampir tiap hari setelah dipikir-pikir sangat tidak mendidik karena isinya, bapak-bapak yang kerjanya nongkrong di pos ronda sambil nyari kesempatan buat ngedeketin janda seksi, ibu-ibu yang kerjanya marah-marah sama suaminya karena gregetan dengan tingkah suaminya. Belum lagi satpam yang sebentar-bentar harus disogok dengan duit. Apakah itu potret keseharian hidup masyarakat kita? Saya harap tidak. Kalaupun iya saya berharap hal seperti itu tidak perlu diekspos.
D pernah bertanya,
"My, kenapa mamanya Carla suka cubit-cubit papanya Carla?"
Saya yang waktu itu lagi nggak dong, sempat bingung karena D tidak punya teman bernama Carla.
"Carla yang mana D?" "Itu loh Carla bu Rt.."
Saya mulai dong. Dan saya tidak bisa menjawab.
"Papanya Carla kenapa, My? Kenapa dimarahin sama mamanya terus? Bandel yah?"
Saya kehabisan kata-kata...
Bingung harus jawab apa. Kalau saya jawab iya bandel, kenapa sebagai papa koq bandel terus, dan kenapa dengan hukuman jewer-jeweran, cubit, injak kaki dan sebagainya.
Masih jelas dalam ingatan saya ketika saya masih SD acara yang ada di TVRI adalah "Cosby Show" atau kala itu di Indonesiakan menjadi "Keluarga Huxtable", yang merupakan potret keluarga harmonis dimana yang namanya keluarga pasti ada selalu konflik tapi diselesaikan dengan jalur komunikasi. Sampai saat ini begitu tertanam dalam diri saya sebuah potret kelurga ideal dan saya sedang mengusahakan keluarga saya untuk seperti itu. Atau film-film keluarga yang masih saya ingat seperti Growing Pains, Family Ties.
Sayang sekali tidak ada yang membuat sinetron seperti itu. Malah belum lama ini saya pernah melihat sebuah sinetron saya tidak tahu judulnya apa yang dimainkan oleh Ary Wibowo yang berperan sebagai seorang duda, mempunyai adik yang diperankan Vicky Notonegoro (berambut pirang?). Dari jalan cerita, adegan-adegan benar-benar tidak cocok untuk anak-anak.
Jadi saya kembali mempercayakan anak saya kepada "Playhouse Disney" dan "Disney Chanel"