Rabu, 12 Mei 2010

Tabu

Buat sebagian orang membicarakan sex merupakan hal yang tabu. Buat saya tidak. Oleh karena itu saya menulis dengan gamblangnya tentang oral sex.

Saya mencoba mengerti bagaimana sebagian orang menganggap tabu. Mungkin cara mereka dibesarkan berbeda dengan saya.

Saya masih ingat, ketika masih kelas lima SD saya mendengar beberapa orang kakak kelas menonton film blue dan saya menceritakannya pada mama. Saya tidak ingat bagaimana tanggapan mama, mungkin kalau saya mendengar D atau C bercerita seperti itu saya akan shock. Saya akan ribut sana-sini. Komplain ke sekolah. Atau mungkin pingsan di tempat. Yang saya ingat waktu itu, mama cuma menerangkan bahwa hubungan sex adalah suatu hal yang agung. Itu bukanlah hal yang jorok atau kotor. Tapi, pesannya lagi saya belum boleh menonton film blue sampi pada saatnya.

Ketika SMP saya mengikuti seminar tentang pendidikan sex. Lumayan. Saya jadi tahu anatomi kelamin saya, cara merawat/ membersihkan, resiko hamil, resiko penyakit seksual.

Saya bicara sex dengan gamblang, tapi saya tidak pernah berbicara jorok/kotor. Maksud saya, menyebutkan alat kelamin laki atau perempuan, menyebutkan hubungan seksual dengan bahasa kasar. Kalau seperti itu, menurut saya baru tabu.

Bagaimanapun seperti kata mama saya, hubungan seksual adalah hal yang agung, dimana dua orang menyatu secara badaniah sehingga terciptalah mahluk yang paling indah.

Dan saya sudah punya dua. Jadi tabu apanya?

Tidak ada komentar: