Senin, 19 April 2010

Selingkuh

Beberapa waktu yang lalu, ketika demam facebook mulai melanda, terjadilah reuni dimana-mana. Bertemu teman lama, berbagi cerita, mengenang masa lalu menyenangkan sekali. Dari pertemuan tersebut berbuntut kejadian yang tidak menyenangkan buat sebagian orang, pasalnya tidak sedikit yang berakhir dengan CLBK(Cinta Lama Bersemi Kembali).

T teman saya mengaku bahwa ia merasa jatuh cinta lagi seperti jaman kami masih SMP. Saya hanya bisa melongo, pasalnya T sudah bersuami dan beranak pula. Perasaannya itu juga tidak bertepuk sebelah tangan, yang gawatnya lagi teman saya yang pria A juga sudah mempunyai istri.

Sebagai tempat curhat saya hanya bisa mengingatkan kedua orang yang sedang mabuk kepayang itu. T membela diri, bahwa mereka tetap hanya berteman. Mereka sesekali jalan bareng. Menurut pengakuan T, mereka hanya pergi makan atau kadang A mengantar T ke tempat kerjanya.

"Itu khan bukan selingkuh, Cil," ujar T terhadap saya.

Saya jadi berpikir sebenarnya sampai mana orang bisa dikatakan berselingkuh? Apakah sampai ada pertukaran cairan tubuh? Atau cukup hanya saling memberikan perhatian terhadap orang lain selain dengan pasangannya disebut selingkuh juga? Atau cukup jalan bareng sudah dianggap selingkuh?

Sampai suatu ketika suami T menelepon saya. Ia mencium ada yang tidak beres. Saya diinterogasi sebagai saksi. Mereka ribut besar.

T mengakui kalau ia mempunyai sedikit rasa suka terhadap A. Waduh kacau, pikir saya.Suami T hanya bisa melongo. Apa salah saya, katanya. T meminta maaf, ia berjanji akan menghapus rasa itu. T juga bilang kalo mereka hanya jalan bareng, nggak sampe bertukar cairan tubuh. Suami T memaafkan. Saya lega.

Satu tahun sudah berlalu. Rabu kemarin saya bertemu pasangan suami istri tersebut. Saya
melihat mereka menjadi pasangan yang lebih mesra. Ada binar cinta di mata masing-masing terhadap pasangannya. Saya iri.

Ketika suami T sedang menjauh, iseng saya bertanya keadaan mereka. T bercerita kalo sekarang mereka jauh lebih bahagia. Dan mereka sama-sama baru menyadari bahwa ternyata mereka sangat saling menyayangi. Pada saat mereka ribut besar, satu hal yang paling ditakuti oleh T adalah kehilangan suami dan anak-anaknya.

"Masalah gue waktu itu udah jadi masa lalu kita, Cil," T berkata. "Gue nggak pernah hubungan sama O sama sekali."
"Semua jadi pelajaran buat gue dan buat laki gue, dulu gue merasa laki gue udah nggak sayang lagi sama gue."
"Loh koq elo bisa mikir begitu?" tanya saya kaget.
"Dulu gue kadang merasa kaya' pembantunya aja, elo bayangin aja mulai dari ngurus rumah, ngurus anak, ngajarin anak belajar. Laki gue nggak mau tau. Taunya beres."
"Emang itu udah tugas kita sebagai istri dan ibu, T,"kata saya sok bijak.
"Sesekali elo bakalan mikir kayak gue juga, kalau elo mendapat perlakuan seperti itu terus menerus."
"Kalau gue mah, nggak mau dianggep pembantu T, gue maunya jadi nyonya." canda saya.
T tersenyum. Kami terdiam sejenak.

"Sekarang kalau temen gue ada yang curhat bahwa suaminya lagi punya selingkuhan, gue baru tau rasanya seperti apa kalau dikhianati, Cil."

Saya terdiam lagi. Suami T kembali. Mereka saling melempar canda. Saya terharu melihat kemesraan mereka.

Pelajaran yang saya dapat hari itu adalah sebaiknya kita selalu menghargai pasangan kita.

Tidak ada komentar: